Tuesday, January 11, 2011

"Bumi Manusia - Pramoedya" - Sebuah Perspektif Pribadi

Bagi saya pribadi, secara naif, yang membedakan buku yang spesial dengan yang tidak adalah ada tidaknya candu dalam keinginan untuk terus membacanya. Walaupun banyak diantara kawan dekat saya sudah mengikuti tulisan-tulisan dari Pramoedya Ananta Toer sedari zaman kuliah S1, namun baru kali ini saya berkesempatan untuk menikmati karyanya. "Bumi Manusia", buku perdana dari tetralogi pulau buru ini adalah karya sastra yang sangat sayang untuk dilewatkan. Melalui tokoh "Minke", Pramoedya mentransmisikan pesan-pesan perjuangan atas bentuk-bentuk penjajahan, ketidakadilan dan kekerdilan jiwa. Hal-hal yang esensinya tetap hidup hingga saat ini juga (mungkin) pula masa depan.


Dalam menapaki eksplorasi pencerahannya, Minke memilih untuk melalui jalan eksplorasi yang kontradiktif dengan kebijakan dan norma umum. Walaupun jalan yang dipilih Minke (mungkin dianggap terlampau) ekstrim bagi pencinta jalan tenang, tetap banyak pelajaran dan pesan moral yang dapat ditarik dari roman ini. Satu hal yang jelas, diperlukan kedewasaan dan keajegan prinsip pembaca dalam menarik manfaat penuh dari pesan-pesan tersirat dan tersurat yang hendak disampaikan karya ini. Tanpa mengurangi apresiasi terhadap karya hebat ini, eksplorasi vulgar yang dilakukan Minke yang dituangkan dalam buku ini adalah kisah yang menarik diikuti bagi semua yang percaya bahwa semua manusia diciptakan sama dihadapan Tuhan, dan tidak ada alasan bagi manusia manapun untuk memanipulasi kondisi sehingga persamaan itu menjadi terabaikan.

Sebagai informasi tambahan, Pramoedya Ananta Toer adalah penulis kenamaan Indonesia yang sempat mendapat nominasi untuk mendapat Hadiah Nobel dalam bidang sastra. Sederet penghargaan ia raih, termasuk diantaranya Doktor Honoris Causa dari Universitas Michigan. Walaupun saya cenderung skeptik terhadap penghargaan-penghargaan dan cenderung antusias terhadap karya kongkrit. Setelah membaca buku ini, saya pribadi merasakan berbagai penghargaan yang disematkan itu tidaklah berlebihan.

Terimakasih untuk seseorang yang telah memberi buku ini sebagai pengingat bahwa Mas sudah "sedikit" lebih tua :p

1 comment:

  1. yup..ini salah satu buku terbaik dari tetralogi pulau buru (kalo saya ga salah inget ya :p)

    ReplyDelete