Thursday, January 28, 2010

Ikan Goreng Sambel Terasi di Rotterdam

Alhamdulillah..


Segala puji bagi Tuhan penguasa sekalian alam, tak ada lagi kata yang dapat lebih merefleksikan kegembiraan saya menjamu teman SMA saya minggu lalu selain Alhamdulillah. Hari Kamis minggu lalu teman SMA saya Tb. Ary Tresna mendarat di Schiphol untuk melaksanakan pendidikan masternya di TU-Delft. Ia mendapatkan beasiswa prestigius dari konsorsium Uni Eropa - Erasmus Mundus untuk pendidikannya. Sebelumnya ia bekerja sebagai offshore structure engineer di Trondheim-Norwegia.

Ary adalah teman SMA saya yang saya kenal sekitar 10 tahun lalu. Mengingat 10 tahun lalu, ketika saya kelas 3 SMA, saya merasakan beban dan tanggung jawab yang sangat berat. Sebagai anak sulung saya merasa harus menjadi teladan bagi adik saya satu-satunya. Masalahnya ketika kelas 1 dan kelas 2, meskipun tidak tergolong anak gaul, saya adalah orang yang sama sekali tidak peduli tentang pelajaran akademis. Masa sekolah saya anggap masa bersenang2x dan mencoba hal hal menyenangkan, walhasil ketika kelas tiga hadir saya dihadapkan pada momok yang sangat menakutkan. Sebuah kata 5 huruf yaitu "UMPTN". Karena saya lebih tertarik pada ilmu pasti tentu saja impian tertinggi yang terasa fana adalah kata tiga huruf yaitu "ITB". Bila saya tertarik pada ilmu ekonomi atau hukum tentu ultimate goalnya adalah "UI" atau "UGM"



Dengan bermodal pengetahuan kelas 1 dan kelas 2 SMA yang sama sekali "blank", saya nekat mengejar ambisi fana itu. Untuk ambisi itu, sehari kira2x saya hanya tidur 3-4 jam untuk berlatih soal2x UMPTN. Bahkan ketika pelajaran sekolahpun terkadang saya duduk paling belakang untuk menghindari perhatian guru demi berlatih soal UMPTN. Setiap diadakan Try Out di kota saya, saya selalu berusaha mengikuti untuk memantau perkembangan saya dan perkiraan posisi saya di ganasnya persaingan UMPTN. Sebagai anak yang biasa-biasa dan tidak jenius (harus belajar keras untuk mengerti konsep dari suatu pelajaran) saya cukup berhasil melesatkan posisi rata2x Try-out saya dari ranking ribuan pada awal2x ikut try out hingga kira2x 150 besar pada Try Out2x bergengsi.

Masa kelas 3 SMA saya rasakan adalah salah satu masa paling berat dan paling serius dalam hidup saya. Karena sebagai anak yang sama sekali tidak mengerti pelajaran kelas 1 dan 3 (saya beranggapan saya naik kelas itu ajaib hehehe...) dengan keinginan dan kerja keras alhamdulillah Tuhan mengizinkan saya untuk meraih kesuksesan untuk lulus UMPTN dan diterima di kampus impian saya, ITB. Masa perjuangan itu sangat indah, dan Ary adalah salah satu sparing partner saya dalam masa untuk bersaing dalam belajar UMPTN. alhamdulillah Ary, Saya dan Ayu semua lulus ITB. Ary dan Ayu diterima di teknik sipil dan saya diterima di teknik mesin. Ary memang paling jenius diantara kita bertiga, saya dan Ayu cenderung hombre2x dgn intelegensia pas pasan, karenanya harus jumpalitan untuk mengerti suatu konsep.

Tak disangka, 10 tahun berikutnya, di Rotterdam di appartment sewaan saya, Tuhan mengizinkan saya untuk bertemu dengan Ary. Ia sebagai stipendiat Erasmus Mundus dan saya berjuang utk menyelesaikan S3 saya dengan beasiswa dari ERIM di Rotterdam School of Management - Universitas Erasmus Rotterdam, alhamdulillah. Memang sangat berkesan menemui seseorang dari masa lampau yang saya anggap salah satu masa keemasan saya, karena saat itu saya benar2x menyiksa diri untuk mendapatkan kesuksesan. Dan hingga kini saya tidak pernah berhasil untuk bekerja segigih dan se"romusha" kelas tiga dulu. Walaupun begitu, insyaallah moga Tuhan merahmati saya untuk selalu gigih dan tulus mengabdikan diri saya untuk kejayaan Tuhan, Bangsa, dan Keluarga. Amin ya Robal Alamin, Merdeka!!!

2 comments:

  1. bravoooo....
    haturah nuhun buat kang Medit :)
    bantuannya selama d Rotterdam tiada terkira,
    insy4jji d bales oleh 4jji SWT berlimpah2....

    aminnnnnnn.....

    ReplyDelete
  2. Iyaaa...kelas 3 SMA adalah masa berat bagi Medit, yang juga dirasakan oleh pacarnya pada saat ituuu!
    hihihi

    ReplyDelete