Monday, February 20, 2012

Ujian dan Filosofi Buah Kelapa

Sebuah perspektif, yang didapat dari salah satu referensi utama saya, berkenaan dengan menyikapi kerasnya hempasan naik-turunnya kehidupan. Beliau berpendapat, setiap ujian, hempasan, hinaan, bantingan hidup, hanya bertujuan untuk membuat yang diuji "naik kelas" ke derajat yang lebih tinggi. Semakin keras dan sulit ujiannya, semakit diuji seseorang untuk menapaki derajat yang lebih tinggi. Layaknya soal ujian sebuah mata pelajaran di universitas yang sewajarnya lebih sulit dari ujian menggambar bagi siswa taman kanak-kanak.

openclipart.org

Mengambil pelajaran dari perjalanan hidup buah kelapa yang bersari pati tinggi, buahnya tentu tidak akan jatuh dari pohonnya bila tidak cukup lama dan dianggap cukup tua untuk terus "bersekolah" pada induk pohonnya. Setelah lulus dari induk pohonnya, ia harus terjun bebas, dijatuhkan dari tempat yang sangat tinggi ke tempat yang sangat rendah. Setelah jatuh, buah itu mengalami proses "pengulitan". Serabut yang meliputinyapun dicabik-cabik untuk dibersihkan. Sampai pada tempurungnya, tempurung itupun harus dihantam hingga pecah kepala buah kelapa tersebut. Setelah hantaman yang sangat keras tersebut, mulai terlihat daging buah segar sebagai hasil penempaan nan berliku. Belum selesai sampai disitu, daging kelapa dikerok dari tempurungnya, diparut, dan akhirnya diperas habis hingga sari santan yang terbaik dapat terasa manfaatnya. Dari sekian proses getir pelajaran yang telah dan akan kita lalui, semoga kita dapat juga mengeluarkan satipati terbaik dari hidup kita. Untuk masa lalu, masa kini, masa depan, hingga pada akhirnya kelak, amin.. 

Terimakasih Bapak (tidak saya sebutkan namanya).. atas pelajaran yang telah dibagi.. :)


No comments:

Post a Comment