Business
Process Management (BPM) merupakan suatu pendekatan yang melingkupi aktifitas
pemetaan, analisis, perbaikan, implementasi, monitoring, dan pengendalian proses
bisnis organisasi/ perusahaan yang selaras dengan konsep perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses bisnis didefinisikan
sebagai aktifitas dasar sebagai elemen dari proses produksi produk/ jasa
suatu perusahaan secara keseluruhan. BPM berperan penting
dalam penataan aliran proses kerja, kualitas sumber daya manusia, kerangka
organisasi kerja, arsitektur informasi dan komunikasi, teknologi, dan aspek
penunjang lainnya secara serasi. BPM bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi rangkaian proses-proses bisnis perusahaan dari
hulu (para supplier) hingga hilir (pelanggan).
Melalui
implementasi BPM, suatu perusahaan dapat mengelola proses-proses bisnisnya
secara lebih transparan dan terkendali. Melalui
peningkatan transparansi dan kendali proses bisnis inilah proses perbaikan
proses bisnis yang berimbas pada peningkatan efisiensi kerja organisasi dapat
diwujudkan. Dengan peningkatan efisiensi
proses bisnis diharapkan kualitas produk/jasa yang dihasilkan dan daya saing perusahaan dapat ditingkatkan.
Sebagaimana
digambarkan pada gambar 1, Kerangka kerja BPM terdiri dari lima tahapan inti yaitu:
(1) identifikasi proses, (2) analisa proses, (3) perancangan perbaikan proses,
(4) implementasi rancangan perbaikan proses, dan (5) monitoring dan
pengendalian proses.
Kerangka kerja BPM diawali dengan tahap identifikasi dan pemetaan proses bisnis yang tengah berlangsung. Pemetaan proses bisnis berdasakan standard BPM umumnya dijabarkan melalui standard notasi BPMN (Business Process Model and Notation). Dengan acuan peta proses eksisting, analisa untuk mengidentifikasi berbagai inefisiensi dan peluang perbaikan dari proses yang tengah berjalan dapat dilakukan. Hasil analisa akan menjadi dasar dalam merancang perbaikan aliran proses kerja yang kemudian akan diimplementasikan di lapangan. Untuk implementasi awal, implementasi skala kecil baiknya dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan terhentinya operasi perusahaan secara total. Eksekusi dari implementasi perbaikan aliran proses kerja akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan sesuai dengan ukuran performa dan kelayakan proses yang telah disetujui sebelumnya (ongkos, waktu produksi, qualitas produk/layanan, dll). Hasil monitoring, evaluasi, dan pengendalian ini akan menjadi bahan masukan bagi siklus perbaikan BPM selanjutnya.
Gambar 1. Kerangka Kerja Business Process Management (BPM). |
Kerangka kerja BPM diawali dengan tahap identifikasi dan pemetaan proses bisnis yang tengah berlangsung. Pemetaan proses bisnis berdasakan standard BPM umumnya dijabarkan melalui standard notasi BPMN (Business Process Model and Notation). Dengan acuan peta proses eksisting, analisa untuk mengidentifikasi berbagai inefisiensi dan peluang perbaikan dari proses yang tengah berjalan dapat dilakukan. Hasil analisa akan menjadi dasar dalam merancang perbaikan aliran proses kerja yang kemudian akan diimplementasikan di lapangan. Untuk implementasi awal, implementasi skala kecil baiknya dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan terhentinya operasi perusahaan secara total. Eksekusi dari implementasi perbaikan aliran proses kerja akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan sesuai dengan ukuran performa dan kelayakan proses yang telah disetujui sebelumnya (ongkos, waktu produksi, qualitas produk/layanan, dll). Hasil monitoring, evaluasi, dan pengendalian ini akan menjadi bahan masukan bagi siklus perbaikan BPM selanjutnya.
Ukuran perusahaan biasanya sebanding dengan kompleksitas rangkaian proses bisnis yang terjadi didalamnya. Dengan peningkatan kompleksitas rangkaian proses
bisnis, potensi peningkatan efisiensipun umumnya akan meningkat. Dalam kondisi ini, implementasi siklus perbaikan
berkesinambungan melalui kerangka kerja BPM secara manual akan menjadi tidak
efisien. Kebutuhan akan penggunaan
perangkat lunak (software) BPM/ Enterprise BPM suites akan meningkat.
BPM suite yang lengkap akan menyediakan 5 fungsionalitas berikut: (1) process
discovery and project scoping; (2) process modeling and design; (3) business
rules engine; (4) workflow engine; dan (5) simulation and testing. Implementasi BPM suite yang sukses dapat memfasilitasi keinginan perusahaan untuk memperpendek berbagai siklus perbaikan proses bisnis sehingga
implementasi transformasi perbaikan perusahaan dapat dilakukan dalam waktu dan
resiko yang jauh lebih kecil. Terdapat sejumlah BPM suites berbayar dan open-source yang tersedia di pasaran seperti dari Appian, Aris/ Software AG, IBM, PegaSystems, Tibco, dll. Meskipun demikian harga enterprise BPM suite berbayar sangatlah tinggi (mencapai kisaran USD 500.000 tergantung dari vendor dan penawaran paketnya). Oleh karenanya, studi awal terkait pertimbangan ongkos, cakupan penggunaan, dan keuntungan dari penggunaan BPM suite harus terdefinisi dengan jelas dan ditimbang dengan sebaik mungkin. Bila studi awal tidak dilakukan, resiko pemborosan akibat tidak terpakainya investasi BPM ini sangat mungkin terjadi.
Referensi
Dumas, M. et al., 2013. Fundamentals of Business Process Management, Berlin, Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg.
van der Aalst, W.M.P., ter Hofstede, A.H.M. & Weske, M., 2003. Business Process Management: A Survey. In Springer Berlin Heidelberg, pp. 1–12.
Dumas, M. et al., 2013. Fundamentals of Business Process Management, Berlin, Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg.
van der Aalst, W.M.P., ter Hofstede, A.H.M. & Weske, M., 2003. Business Process Management: A Survey. In Springer Berlin Heidelberg, pp. 1–12.
Semoga Berguna,
I pay a quick visit everyday a few websites and information sites to read posts, except this blog presents quality based posts.
ReplyDeleteHi there mates, its great paragraph regarding educationand fully explained, keep it up all the time.
ReplyDelete