Sekedar berbagi sebuah renungan pribadi yang
diinspirasi nasihat beberapa tutor yang saya percaya. Beliau
menerangkan bahwa ciri dari orang yang benar-benar beriman adalah kemantapan
dan ketenangan hati. Mengutip ayat suci berikut ini:
Tidak! Barangsiapa
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak
ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Baqarah 112)
Orang yang benar-benar yakin pada kekuasaan Sang
Khalik jauhnya hatinya dari rasa gelisah, khawatir, dan takut dari segala
apapun selain dari takut pada Yang Maha Kuasa saja. Mengutip ayat suci yang berkaitan dengan
Tauhid berikut ini:
Bukankah cukup Allah untuk melindungi
hamba-hambaNya? Mereka
menakuti-nakutimu dengan sembahan yang selain Allah. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah maka
tidak seorangpun yang dapat memberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar 36)
Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai
(kekuasaan untuk) mengazab? (QS. Az-Zumar 37)
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka:
"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka
menjawab: "Allah".
Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru
selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah
berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika
Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku".
Kepada-Nyalah orang-orang yang bertawakkal berserah diri. (QS. Az-Zumar
38)
Katakanlah (hai Muhammad): "Hai kaumku! Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja [pula],
maka kelak kamu akan mengetahui, … (QS. Az-Zumar 39)
… siapa yang mendapat siksa yang menghinakannya
dan lagi ditimpa oleh azab yang kekal". (QS. Az-Zumar 40)
Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab
[Al Qur’an] untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka [petunjuk itu] untuk dirinya
sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat
[kerugian] dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang
bertanggung jawab terhadap mereka. (QS. Az-Zumar 41)
Allah memegang jiwa [orang] ketika matinya dan
[memegang] jiwa [orang] yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa [orang] yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS.
Az-Zumar 42)
Bahkan mereka (tetap) mengambil penolong selain
Allah. Katakanlah: "Dan apakah
[kamu mengambilnya juga] meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak
berakal?" (QS. Az-Zumar 43)
Katakanlah: "Pertolongan
itu hanyalah milik Allah semuanya. Kepunyaan-Nya
kerajaan langit dan bumi. Kemudian
kepada-Nyalah kamu dikembalikan". (QS. Az-Zumar 44)
Sudahkah diri ber-Tuhan hanya kepada Tuhan? Atau adakah terselip pemrioritasan yang terkadang
lebih ditinggikan (seperti karir, pendidikan, pergaulan,
dll) diatas bakti tauhid. Hanya diri sendiri yang dapat
menjawabnya. Seberapa tenang dan
pasrah diri menghadapi hidup? Seberapa
berani kita menghadapi apapun karena keyakinan bahwa segala jalanan hidup (yang
dianggap) baik maupun buruk hanya akan terjadi dengan seizin-Nya? Masihkan kita lebih takut terhadap hal hal lain (seperti anggapan manusia, prospek bisnis, dll) daripada lebih takut untuk tidak konsisten dalam kokoh dalam keyakinan tauhid? Sungguh perkara yang sangat berat untuk benar-benar dijalani, tidak seringan mewacanakan dan sekedar menulis blog ini.
Semoga Sang Khalik tiada pernah lepas membimbing diri
kita.
Segala kebenaran datang dari Dia yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Segala
kesalahan bersumber dari penulis blog ini.
Wallahualam Bissawab.
No comments:
Post a Comment