Bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh..
Maka akan tumbuh cinta dalam bekerja..
Bila sudah rasa cinta didapat dalam bekerja..
Maka pekerjaannya bisa mencandunya..
Bila kenikmatan dalam bekerja telah ada..
Maka perbaikan berkesinambungan akan terus bergulir..
Bila perbaikan terus digulirkan dengan suka cita..
Maka dia akan berjaya dalam cinta pada apa yang dilakukannya..
Bila dikerjakan dengan setengah-setengah..
Maka akan tumbuh keengganan dalam bekerja..
Bila rasa malas hinggap dalam bekerja..
Maka pekerjaannya akan membebaninya..
Bila beban dalam bekerja terus dirasa..
Maka jiwa akan tersiksa dan performa kerja akan semakin menurun..
Bila manusia bekerja dengan jiwa yang tersiksa..
Maka dia akan menjadi sumber kecewa baik bagi dirinya maupun timnya..
Dengan dua kondisi diatas,
Jarak diantara keduanya akan semakin melebar..
Satu kutub membaik dengan suka hati..
Satu kutub menyiksa diri membenamkan diri dalam kekecewaan dan keluh kesah..
Dan jarak diantara keduanya hanyalah..
Be"Sungguh-sungguh" dan Ber"Setengah-setengah"
Hanya relungan seorang amatir, yang mungkin berguna..
Kita memang mungkin tidak memiliki banyak..
Kita memang mungkin bukan siapa-siapa..
Tapi yang jelas selalu ada yang bisa dibagi..
Walaupun hanya sesungging senyum :p
Selamat Bekerja, Bercinta, dan Berjaya..
MERDEKA!!!
Monday, October 11, 2010
Saturday, October 9, 2010
Digdaya Berakhir Nyawa
Digdaya
Terbang menjulang..
Terpapa
Terpuruk terhempas..
Melangit
Dia dipuja..
Terpuruk
Tiada berharga..
Duhai jiwa yang fana..
Berlari kejar, entah mengapa..
Duhai Keabadian penggenggam semesta..
Tersenyum Engkau dalam sunyinya..
Melangit
Dia Dipuja..
Terpuruk..
Tiada berharga..
Itulah pertanda fana..
Yang dibela ditetes darah ksatria pelacur entah mengapa..
Duhai Keabadian penggenggam semesta..
Duhai yang dilupa kala jiwa membersit keudara..
Duhai yang dipinta kala oportunisme kami terkulai tanpa daya..
Tersenyum Engkau dalam sunyinya..
Melihat kami mempermainkan diri demi pati..
pati penuntun mati tak berarti..
Terbang menjulang..
Terpapa
Terpuruk terhempas..
Melangit
Dia dipuja..
Terpuruk
Tiada berharga..
Duhai jiwa yang fana..
Berlari kejar, entah mengapa..
Duhai Keabadian penggenggam semesta..
Tersenyum Engkau dalam sunyinya..
Melangit
Dia Dipuja..
Terpuruk..
Tiada berharga..
Itulah pertanda fana..
Yang dibela ditetes darah ksatria pelacur entah mengapa..
Duhai Keabadian penggenggam semesta..
Duhai yang dilupa kala jiwa membersit keudara..
Duhai yang dipinta kala oportunisme kami terkulai tanpa daya..
Tersenyum Engkau dalam sunyinya..
Melihat kami mempermainkan diri demi pati..
pati penuntun mati tak berarti..
Sunday, October 3, 2010
Cinta adalah..
Cinta adalah..
Cinta adalah memberi..
Bukan menuntut..
Layaknya pencipta pada hambanya..
Layaknya bunda pada putranya..
Layaknya ayah pada putri kecilnya..
Cinta adalah menuntut..
Bukan merasa cukup..
Layaknya antusiasme pada hasrat..
Penuntutan diri pada diri sendiri..
Yang tidak pernah merasa cukup memberi..
Yang tidak pernah merasa pantas untuk menerima..
Walaupun cinta adalah ketulusan..
Jangan pernah lupa bahwa cinta juga berarti kelayakan..
Layaknya hamba yang menunduk pada penguasanya..
Layaknya anak yang mengabdi pada ayah bundanya..
Tidaklah layak hamba dan anak berbuat sebaliknya..
Meskipun sang mahacinta takkan pernah meminta..
Karena begitulah hakikat mahacinta..
Memberi tanpa pernah mengharap kembali..
Ada saatnya menuntut..
berarti cinta..
namun bila itu objeknya penuntutan pada diri sendiri..
Ada saatnya pemberian..
Merasa cukup..
Dan kelayakan berarti cinta..
namun sekali lagi..
obyek perbaikan diri adalah diri sendiri..
bukan orang lain..
itulah cinta sejati..
itulah memberi tanpa berharap kembali..
itulah kebahagiaan sejati..
ketika kita tidak pernah merasa cukup untuk memberi..
ketika kita tidak pernah merasa layak untuk menuntut..
pada apa yang kita cinta..
Terimakasih mahacinta..
Terimakakasih Maharaja alam semesta..
Terimakasih ayah bunda..
Terimakasih putri kecilku yang garisan takdirnya terpisah tak kuasa..
Terimakasih engkau..
Terimakasih semua..
Cinta adalah memberi..
Bukan menuntut..
Layaknya pencipta pada hambanya..
Layaknya bunda pada putranya..
Layaknya ayah pada putri kecilnya..
Cinta adalah menuntut..
Bukan merasa cukup..
Layaknya antusiasme pada hasrat..
Penuntutan diri pada diri sendiri..
Yang tidak pernah merasa cukup memberi..
Yang tidak pernah merasa pantas untuk menerima..
Walaupun cinta adalah ketulusan..
Jangan pernah lupa bahwa cinta juga berarti kelayakan..
Layaknya hamba yang menunduk pada penguasanya..
Layaknya anak yang mengabdi pada ayah bundanya..
Tidaklah layak hamba dan anak berbuat sebaliknya..
Meskipun sang mahacinta takkan pernah meminta..
Karena begitulah hakikat mahacinta..
Memberi tanpa pernah mengharap kembali..
Ada saatnya menuntut..
berarti cinta..
namun bila itu objeknya penuntutan pada diri sendiri..
Ada saatnya pemberian..
Merasa cukup..
Dan kelayakan berarti cinta..
namun sekali lagi..
obyek perbaikan diri adalah diri sendiri..
bukan orang lain..
itulah cinta sejati..
itulah memberi tanpa berharap kembali..
itulah kebahagiaan sejati..
ketika kita tidak pernah merasa cukup untuk memberi..
ketika kita tidak pernah merasa layak untuk menuntut..
pada apa yang kita cinta..
Terimakasih mahacinta..
Terimakakasih Maharaja alam semesta..
Terimakasih ayah bunda..
Terimakasih putri kecilku yang garisan takdirnya terpisah tak kuasa..
Terimakasih engkau..
Terimakasih semua..
Subscribe to:
Posts (Atom)