"Innovative people do not think in straight lines.
They know that every idea, quote, phone number, brainwave, or dream could become their Next Big Idea."
Nice inspiring quotes are not always revealed from deep exploration, sometimes they embrace from random daily life.. they do :)
Sunday, June 20, 2010
Sunday, June 13, 2010
Palestina & Penelanjangan Nilai Kemanusiaan
Berbicara tentang Palestina, banyak orang yang langsung kehilangan minat karena kesan pertentangan antara agama islam dan yahudi begitu kental. Hal yang sama juga terus terang terjadi pada diri saya sendiri, yang secara pribadi sangat membenci pengaitan justifikasi pelanggaran nilai hakiki kemanusiaan dengan nilai luhur agama. Menurut pemahaman saya, nilai-nilai kemanusiaan adalah hal yang sudah pasti terintegrasi dalam ajaran agama apapun, kepercayaan apapun, bahkan bagi orang-orang atheis sekalipun. Hal yang menjadi akar permasalahan adalah arogansi, egoisme, dan chauvinisme pembuta mata hati seringkali terjadi, sehingga justifikasi perilaku-perilaku biadab pun kadang merasuk pagi para penganut yang “ignorant“. Sungguh disayangkan banyak manusia yang mengaku menganut jalan Tuhan justru melabrak hal-hal dasar ini.
Insiden pembajakan kapal kemanusiaan Mavi Marmara oleh tentara Israel beberapa waktu lalu, menggugah diri saya untuk melakukan eksplorasi untuk membunuh apatisme yang pernah saya punya terhadap isu Palestina. Sumber eksplorasi yang saya akan bagi kali ini berasal dari eksplorasi seorang jurnalis Australia bernama John Pilger. Sengaja saya pilih sumber eksplorasi dari pemerhati barat, agar kita dapat lebih menyadari bahwa isu Palestina bukanlah isu “arab“ semata, tapi memang benar-benar isu penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan secara universal. Sebagai informasi, John Pilger telah dua kali memenangkan “Britain’s Journalist of The Year Award“ (hanya dua orang yang pernah meraih penghargaan bergengsi ini dua kali) yang dikenal akan kritik-kritik tajamnya pada isu-isu kemanusiaan dunia seperti, isu Palestina, isu Iraq, tak lepas juga isu Timor Timur (ehem-ehem). Selain itu, John Pilger juga masuk dalam 4 besar bersama Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi dari survey 50 Heroes of our time yang diadakan newstatesman.com.
Eksplorasi awal saya tambatkan pada dokumenter tua yang dibuat oleh John Pilger pada tahun 2002. Film ini bertajuk “Palestine is Still the Issue“. Dokumenter berdurasi 54 menit ini menerangkan berbagai pelanggaran terhadap nilai nilai kemanusiaan yang terjadi dalam pendudukan Palestina oleh Israel. ”An occupation condemned by the united nation and almost every country in the world including the Britain”, begitu Pilger menekankan. Penghancuran fasilitas belajar anak-anak, seorang ibu yang harus kehilangan bayinya karena perjalanan persalinannya ke rumah sakit dihentikan patroli militer, internalisasi trauma pada jiwa anak-anak kecil dikarenakan teror yang dikarenakan pendudukan militer ini, terlantarnya para penduduk sipil tak berdosa di tanah airnya sendiri karena rumah mereka dihancurkan, ditembak matinya tenaga paramedik tak berdosa adalah segelintir dari berbagai cuplikan penderitaan kemanusiaan yang ditampilkan dalam film ini.
Hal yang menarik dari documenter ini adalah dieksposnya beberapa testimoni dari penduduk Israel sendiri. Salah satunya adalah testimoni menarik datang dari Rami Elhanan, seorang perancang grafis Israel yang kehilangan putri 14 tahunnya akibat serangan bom bunuh diri.
Pilger bertanya pada Rami: “Bagaimana kau dapat membedakan rasa marah yang kau rasakan setelah kau kehilangan putrimu dengan cara sedemikian (korban bom bunuh diri)?”.
Rami sang bapak yang tegar itupun menjawab: “Saya bukan orang gila, saya tidak lupa, saya tidak dapat memaafkan (kejadian itu). Seseorang yang membunuh gadis kecil, siapapun dia adalah seorang criminal dan harus diberi hukuman”.
"Namun, bila kau berfikir dengan kepala dingin dan bukan dengan emosi, kau harus melihat apa yang membuat mereka (pembom bunuh diri itu) berbuat hal yang sedemikian itu. mereka orang yang tidak memiliki harapan, mereka adalah orang jengah dengan keputus asaan. Kau harus bertanya pada dirimu sendiri adakah kontribusimu dengan satu dan lain hal pada kondisi yang membuat si pembom bunuh diri itu berbuat sedemikian? Adakah kontribusi (kesucian)mu pada kegilaan ini? Ini bukanlah hal yang terjadi begitu saja, bahwa seorang anak yang ibunya dipermalukan pada pagi hari akan melakukan bunuh diri (karena keputus asaannya) pada malam hari)."
"Pelaku bom bunuh diri itu adalah korban (dari kondisi yang tercipta) begitu juga putri saya. Hal itu saya yakin benar. Kau harus mencoba mengerti keadaan apa yang membuat gerakan bom bunuh diri ini terjadi, Pengertian dari akar permasalah adalah bagian dari proses pemecahan masalah."
Hal menarik lain adalah dilakukannya wawancara dari Dori Gold, penasihat senior dari perdana mentri Isreal saat itu. Dengan dalih terorisme global yang ditandai oleh serangan 9-11, Dori menekankan perlunya pemberangusan terorisme global. Terorisme yang diterjemahkannya sebagai pengorbanan masyarakat tidak bersalah oleh sekelompok orang sebagai justifikasi dari interest “perang“ politiknya. Pilger pun membalas dengan menekankan bahwa definisi terorisme itulah yang tepat tengah terjadi di Palestina. Penembakan seorang perempuan tua yang sedang berjalan ke rumah sakit oleh penembak jitu dan berbagai pelanggaran kemanusiaan yang menjadi rutinitas harian pendudukan Palestina oleh Israel, adalah bukti nyata dari terorisme yang sebenarnya. Namun Dori dengan segala perkelitannya berusaha mengalihkan perhatian sehingga seakan-akan terorisme itu berada di luar sana, dan apa yang terjadi di Palestina dapat diabaikan.
Terlalu banyak aspek dari dokumenter ini yang menarik untuk dipaparkan di blog ini. Apapun keyakinannya penghinaan terhadap kemanusiaan adalah hal yang dilaknat. Pendudukan masyarakat dari tanah airnya sendiri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan. Terbunuhnya kaum wanita dan anak-anak oleh aksi militer dengan dalih kondisi perang adalah alibi yang mengada-ada. Dan perlawanan gerilya gerilya bermodal ketapel batu dengan tank tank dan persenjataan mutakhir adalah hal yang memalukan untuk diakui bagi tentara manapun.
Indonesia adalah negara yang sudah sangat mafhum dengan trauma penjajahan. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi nyawa identitas bangsa, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan.” Penjajahan adalah hal laknat, kita sudah sangat mengerti tentang trauma itu. Dan pendudukan dan penelanjangan kemerdekaan manusia di tanah airnya sendiri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Mari kita dukung kemanusiaan, karena dukungan kecil kita sangatlah berarti bagi masyarakat dari suatu negara yang berjuang melawan penindasan. Sebagaimana kenyangnya kita dalam berpengalaman mencari dukungan de-jure dari negara-negara yang acuh tak acuh terhadap proklamasi kemerdekaan kita kurang dari satu abad lalu. Pertanyaannya, akankah kita jadi salah satu dari mereka ketika hal itu tidak lagi menimpa diri kita?
Apapun latar belakang kita, semoga tulisan di blog ini bisa menggugah kembali kepekaan kita terhadap nilai kemanusiaan. Dan ketika kita tau persis kehilangan orang yang kita kasihi adalah hal salah satu hal yang paling menyakitkan. Tentunya kita dapat membayangkan bagaimana pedihnya masyarakat di belahan dunia sana kehilangan orang-orang terkasihnya karena ketidakadilan. Dan ketika kita bisa berbuat sesuatu sekecil apapun itu, akankah kita tetap diam dan tidak berbuat apa-apa? Berteriaklah, Walaupun hanya dalam hati.. Karena jiwa yang berteriak akan ketidak adilan adalah jiwa manusia yang masih hidup, apapun latar belakang kepercayaannya.. Karena kemanusiaan dan keadilan adalah hal fundamental yang dijunjung tinggi dalam kepercayaan apapun.. Untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia...
Untuk eksplorasi lebih lanjut dapat menuju situs official John Pilger berikut ini www.johnpilger.com. Video beliau dapat dicari melalui situs situs seperti google video ataupun youtube.
Insiden pembajakan kapal kemanusiaan Mavi Marmara oleh tentara Israel beberapa waktu lalu, menggugah diri saya untuk melakukan eksplorasi untuk membunuh apatisme yang pernah saya punya terhadap isu Palestina. Sumber eksplorasi yang saya akan bagi kali ini berasal dari eksplorasi seorang jurnalis Australia bernama John Pilger. Sengaja saya pilih sumber eksplorasi dari pemerhati barat, agar kita dapat lebih menyadari bahwa isu Palestina bukanlah isu “arab“ semata, tapi memang benar-benar isu penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan secara universal. Sebagai informasi, John Pilger telah dua kali memenangkan “Britain’s Journalist of The Year Award“ (hanya dua orang yang pernah meraih penghargaan bergengsi ini dua kali) yang dikenal akan kritik-kritik tajamnya pada isu-isu kemanusiaan dunia seperti, isu Palestina, isu Iraq, tak lepas juga isu Timor Timur (ehem-ehem). Selain itu, John Pilger juga masuk dalam 4 besar bersama Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi dari survey 50 Heroes of our time yang diadakan newstatesman.com.
Eksplorasi awal saya tambatkan pada dokumenter tua yang dibuat oleh John Pilger pada tahun 2002. Film ini bertajuk “Palestine is Still the Issue“. Dokumenter berdurasi 54 menit ini menerangkan berbagai pelanggaran terhadap nilai nilai kemanusiaan yang terjadi dalam pendudukan Palestina oleh Israel. ”An occupation condemned by the united nation and almost every country in the world including the Britain”, begitu Pilger menekankan. Penghancuran fasilitas belajar anak-anak, seorang ibu yang harus kehilangan bayinya karena perjalanan persalinannya ke rumah sakit dihentikan patroli militer, internalisasi trauma pada jiwa anak-anak kecil dikarenakan teror yang dikarenakan pendudukan militer ini, terlantarnya para penduduk sipil tak berdosa di tanah airnya sendiri karena rumah mereka dihancurkan, ditembak matinya tenaga paramedik tak berdosa adalah segelintir dari berbagai cuplikan penderitaan kemanusiaan yang ditampilkan dalam film ini.
Hal yang menarik dari documenter ini adalah dieksposnya beberapa testimoni dari penduduk Israel sendiri. Salah satunya adalah testimoni menarik datang dari Rami Elhanan, seorang perancang grafis Israel yang kehilangan putri 14 tahunnya akibat serangan bom bunuh diri.
Pilger bertanya pada Rami: “Bagaimana kau dapat membedakan rasa marah yang kau rasakan setelah kau kehilangan putrimu dengan cara sedemikian (korban bom bunuh diri)?”.
Rami sang bapak yang tegar itupun menjawab: “Saya bukan orang gila, saya tidak lupa, saya tidak dapat memaafkan (kejadian itu). Seseorang yang membunuh gadis kecil, siapapun dia adalah seorang criminal dan harus diberi hukuman”.
"Namun, bila kau berfikir dengan kepala dingin dan bukan dengan emosi, kau harus melihat apa yang membuat mereka (pembom bunuh diri itu) berbuat hal yang sedemikian itu. mereka orang yang tidak memiliki harapan, mereka adalah orang jengah dengan keputus asaan. Kau harus bertanya pada dirimu sendiri adakah kontribusimu dengan satu dan lain hal pada kondisi yang membuat si pembom bunuh diri itu berbuat sedemikian? Adakah kontribusi (kesucian)mu pada kegilaan ini? Ini bukanlah hal yang terjadi begitu saja, bahwa seorang anak yang ibunya dipermalukan pada pagi hari akan melakukan bunuh diri (karena keputus asaannya) pada malam hari)."
"Pelaku bom bunuh diri itu adalah korban (dari kondisi yang tercipta) begitu juga putri saya. Hal itu saya yakin benar. Kau harus mencoba mengerti keadaan apa yang membuat gerakan bom bunuh diri ini terjadi, Pengertian dari akar permasalah adalah bagian dari proses pemecahan masalah."
Hal menarik lain adalah dilakukannya wawancara dari Dori Gold, penasihat senior dari perdana mentri Isreal saat itu. Dengan dalih terorisme global yang ditandai oleh serangan 9-11, Dori menekankan perlunya pemberangusan terorisme global. Terorisme yang diterjemahkannya sebagai pengorbanan masyarakat tidak bersalah oleh sekelompok orang sebagai justifikasi dari interest “perang“ politiknya. Pilger pun membalas dengan menekankan bahwa definisi terorisme itulah yang tepat tengah terjadi di Palestina. Penembakan seorang perempuan tua yang sedang berjalan ke rumah sakit oleh penembak jitu dan berbagai pelanggaran kemanusiaan yang menjadi rutinitas harian pendudukan Palestina oleh Israel, adalah bukti nyata dari terorisme yang sebenarnya. Namun Dori dengan segala perkelitannya berusaha mengalihkan perhatian sehingga seakan-akan terorisme itu berada di luar sana, dan apa yang terjadi di Palestina dapat diabaikan.
Terlalu banyak aspek dari dokumenter ini yang menarik untuk dipaparkan di blog ini. Apapun keyakinannya penghinaan terhadap kemanusiaan adalah hal yang dilaknat. Pendudukan masyarakat dari tanah airnya sendiri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan. Terbunuhnya kaum wanita dan anak-anak oleh aksi militer dengan dalih kondisi perang adalah alibi yang mengada-ada. Dan perlawanan gerilya gerilya bermodal ketapel batu dengan tank tank dan persenjataan mutakhir adalah hal yang memalukan untuk diakui bagi tentara manapun.
Indonesia adalah negara yang sudah sangat mafhum dengan trauma penjajahan. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi nyawa identitas bangsa, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan.” Penjajahan adalah hal laknat, kita sudah sangat mengerti tentang trauma itu. Dan pendudukan dan penelanjangan kemerdekaan manusia di tanah airnya sendiri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Mari kita dukung kemanusiaan, karena dukungan kecil kita sangatlah berarti bagi masyarakat dari suatu negara yang berjuang melawan penindasan. Sebagaimana kenyangnya kita dalam berpengalaman mencari dukungan de-jure dari negara-negara yang acuh tak acuh terhadap proklamasi kemerdekaan kita kurang dari satu abad lalu. Pertanyaannya, akankah kita jadi salah satu dari mereka ketika hal itu tidak lagi menimpa diri kita?
Apapun latar belakang kita, semoga tulisan di blog ini bisa menggugah kembali kepekaan kita terhadap nilai kemanusiaan. Dan ketika kita tau persis kehilangan orang yang kita kasihi adalah hal salah satu hal yang paling menyakitkan. Tentunya kita dapat membayangkan bagaimana pedihnya masyarakat di belahan dunia sana kehilangan orang-orang terkasihnya karena ketidakadilan. Dan ketika kita bisa berbuat sesuatu sekecil apapun itu, akankah kita tetap diam dan tidak berbuat apa-apa? Berteriaklah, Walaupun hanya dalam hati.. Karena jiwa yang berteriak akan ketidak adilan adalah jiwa manusia yang masih hidup, apapun latar belakang kepercayaannya.. Karena kemanusiaan dan keadilan adalah hal fundamental yang dijunjung tinggi dalam kepercayaan apapun.. Untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia...
Untuk eksplorasi lebih lanjut dapat menuju situs official John Pilger berikut ini www.johnpilger.com. Video beliau dapat dicari melalui situs situs seperti google video ataupun youtube.
Tuesday, June 8, 2010
Kekasihku..
Kekasihku..
Terangi selalu pelita hatiku..
Jangan kau biarkan ku tersilau dengan yang bukan kau..
Peluk dan cumbui aku dengan damai nirwanamu..
Kekasihku..
Semakinku mendekatmu, semakin terantusias gejolakku..
Menggebu-gebu ingin lupakan semua fana di genggamanku..
Melaju kencang aliran darahku terpacu terhasrat olehmu..
Kekasihku..
Sungguh indah menujumu..
Waktu berlalu seakan tiada lain harus kutalu..
Ku ingin cepat berada didekap padumu..
Kekasihku..
Sampai kapan kau kan mengujiku..
Ku takut tergelincir karena batas humanisku..
Khawatirku terbelok lengah dikata titik tuju sebahu..
Kekasihku..
Izinkan ku mengabdi padamu..
Menjadi prajuritmu satu..
Sesampai hari abadi hadir, inginku menatap cintamu..
Maharajaku..
Terangi selalu pelita hatiku..
Jangan kau biarkan ku tersilau dengan yang bukan kau..
Peluk dan cumbui aku dengan damai nirwanamu..
Kekasihku..
Semakinku mendekatmu, semakin terantusias gejolakku..
Menggebu-gebu ingin lupakan semua fana di genggamanku..
Melaju kencang aliran darahku terpacu terhasrat olehmu..
Kekasihku..
Sungguh indah menujumu..
Waktu berlalu seakan tiada lain harus kutalu..
Ku ingin cepat berada didekap padumu..
Kekasihku..
Sampai kapan kau kan mengujiku..
Ku takut tergelincir karena batas humanisku..
Khawatirku terbelok lengah dikata titik tuju sebahu..
Kekasihku..
Izinkan ku mengabdi padamu..
Menjadi prajuritmu satu..
Sesampai hari abadi hadir, inginku menatap cintamu..
Maharajaku..
Friday, June 4, 2010
“Ignorance“, Kesombongan, dan Keterkutukan – 3 Fasa Metamorfosa Penghancur Kemuliaan Iblis
Tulisan dalam blog ini, adalah hasil perelungan dan interpretasi pribadi saya terhadap terjemahan dari ayat suci Al-Quran yang sempat saya baca beberapa hari lalu. Karena hanya merupakan perelungan pribadi, tentu saja hikmah yang saya petik bukanlah suatu “general truth“, karena sebagaimana prinsip universal para pencari kebenaran, “Kita boleh mengklaim diri sebagai pencari kebenaran, tapi kita tidak boleh mengklaim diri sebagai kebenaran itu sendiri, kebenaran absolut hanya dimiliki oleh Sang Maha Benar itu sendiri“. Walaupun hanya perelungan pribadi, saya rasa berdiskusi, bertukar fikiran, dan berbagi hasil eksplorasi pribadi dengan niat murni (insyaallah) untuk lebih mengenal Tuhan (bukan untuk "show off" pengetahuan atau untuk berdebat kusir) adalah hal yang baik.
Sebagai awal inspirasi penulisan blog ini, mari kita simak terlebih dahulu terjemahan dari QS Al-Baqarah ayat 30 -34.
[30] "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""
[31] "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!""
[32] "Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.""
[33] "Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?""
[34] "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."
Ayat diatas menceritakan curahan hati kegelisahan malaikat yang dahulunya merupakan "mahluk emas" dari Allah swt. Malaikat mempertanyakan alasan Allah swt. untuk menciptakan mahluk baru bernama manusia itu. Ide penciptaan manusia ditentang keras oleh Malaikat yang menekankan proposisi-proposisi dari potensi destruktif manusia. Malaikat dengan keterbatasan akalnya, bersikeras bahwa penciptaan manusia hanya akan berakibat buruk.
Namun sebagaimana hakikat hasil rancangan, "Sang Perancang" adalah Tuhan yang logisnya lebih digdaya dari hasil rancangan. Sang Perancang memiliki pengetahuan yang tidak dapat dijangkau oleh kemampuan berfikir ciptaannya. Dalam kasus penciptaan manusia, Tuhan memberikan kemampuan untuk mengembangkan diri secara dinamik melalui proses pencarian ilmu. Salah satu hakikat kemuliaan manusia adalah kemampuan untuk "mengenal nama nama benda", kemampuan untuk mengembangkan diri dan melakukan eksplorasi hal-hal yang tidak diketahui bahkan oleh malaikat sekalipun. Dan karena kemampuan manusia untuk mengekstraksi ilmulah, sang malaikat pun harus bersujud dengan sportif mengakui keunggulan mahluk baru bernama manusia ini.
Kesalahan terbesar iblis ada pada ketidak sportifannya dalam mengakui keunggulan manusia. Mungkin karena merasa senior dan tercipta dari zat yang dianggap lebih baik dari manusia, iblis dengan sikap "ignorance"nya tidak mau dengan sportif mengakui keunggulan mahluk junior itu (manusia). Dan karena sikap tidak sportif dan tinggi hati dari iblis, maka Allah swt. menjadi sangat murka. Dengan sikap "ignorance" yang merujuk pada sikap tinggi hati yang tidak pada tempatnya, iblis terpaksa harus terjungkal dari tempat paling mulia menjadi mahluk yang paling dilaknat dengan jaminan memasuki tempat yang hina (neraka) secara abadi. Kesenangan sementara yang didapat Iblis adalah dengan menghasut dan menjerumuskan manusia untuk menemaninya terjerembab bersama di neraka. Iblis tidak ridho terjerembab sendiri ia selalu mencari kawan untuk dibujuknya menemani kemalangannya.
Okie.. apa pelajaran yang bisa kita petik dari eksplorasi tadi? Hal pertama yang dapat dimaknai, sebagai ciptaan dari Sang Pencipta kita harus menghindari sikap "sok tau" dan menghindari sikap "ngengkel" dari garis-garis yang telah Allah swt rancang. Kita boleh bertanya dan bersikap kritis, namun kita harus selalu ingat kodrat kita sebagai "hasil rancangan" yang bagaimanapun juga harus tetap berada pada rel yang telah dirancang Allah swt. Sepintar apapun hasil rancangan, bagaimanapun Allah memiliki dimensi pengetahuan yang jelasnya tidak tergapai oleh rasionalitas hasil rancangan.
Hal kedua yang dapat dihikmati adalah, sikap tidak sportif dan kesombongan pada status quo adalah hal utama yang menyebabkan terjungkalnya Iblis dari surga. Walaupun tau manusia lebih unggul dalam satu hal, merasa manusia diciptakan dari zat yang lebih hina, Iblis enggan menyematkan hormat. Dan karena itulah Allah swt. murka. Bagaimana dengan kita? Apabila ada junior kita yang lebih pintar dan potensial dari kita, akankan kita respek atau justru menjerumuskannya? Akankah kita terhina karena ketidak sportifitas kita atau bersikap elegan dan tetap berada di tempat mulia dengan sedikit merendahkan ego kita dan bersikap apresiatif terhadap orang yang memang lebih unggul dari kita? Ignorance (Ke "masa-bodo" an) terhadap keunggulan seseorang dan kesombongan adalah hal utama yang menggelincirkan Iblis. Dan pangkal dari masalah itu sebenarnya ada pada masalah egoisme. Semoga kita terjaga dari sikap yang demikian.
Hal terakhir yang menjadi titik tekan dari keunggulan manusia adalah "kemampuannya untuk mengenal nama nama benda". Sejalan dengan ayat yang menjamin terhormatnya kedudukan orang-orang berilmu, manusia diberi kemampuan untuk melakukan eksplorasi ilmu mandiri sehingga ia mampu dengan dinamik memperbaiki diri. Dengan ilmu itu ia dapat selalu menumbuhkembangkan peradabannya. Oleh karena itu manusia harus selalu giat mengembangkan dan melakukan eksplorasi-eksplorasi ilmu yang bermanfaat. Karena dengan pengetahuannya "mengenal nama nama benda" tersebut bahkan malaikat pun harus bersujud menghormat mahluk yang sejatinya bersal dari sari pati tanah ini.
Maafkan atas segala kesalahan dan keterbatasan dalam melakukan eksplorasi. Tulisan tidak lebih dari berbagi hasil persepsi pribadi. Segala benar datanya hanya dari Allah swt. dan segala kealfaan datangnya berasal dari keterbatasan saya sebagai manusia biasa. Wallahu Alam Bishawab.
Tulisan ini juga dapat dibaca di blog PPMR ini.
Sebagai awal inspirasi penulisan blog ini, mari kita simak terlebih dahulu terjemahan dari QS Al-Baqarah ayat 30 -34.
[30] "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""
[31] "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!""
[32] "Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.""
[33] "Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?""
[34] "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."
Ayat diatas menceritakan curahan hati kegelisahan malaikat yang dahulunya merupakan "mahluk emas" dari Allah swt. Malaikat mempertanyakan alasan Allah swt. untuk menciptakan mahluk baru bernama manusia itu. Ide penciptaan manusia ditentang keras oleh Malaikat yang menekankan proposisi-proposisi dari potensi destruktif manusia. Malaikat dengan keterbatasan akalnya, bersikeras bahwa penciptaan manusia hanya akan berakibat buruk.
Namun sebagaimana hakikat hasil rancangan, "Sang Perancang" adalah Tuhan yang logisnya lebih digdaya dari hasil rancangan. Sang Perancang memiliki pengetahuan yang tidak dapat dijangkau oleh kemampuan berfikir ciptaannya. Dalam kasus penciptaan manusia, Tuhan memberikan kemampuan untuk mengembangkan diri secara dinamik melalui proses pencarian ilmu. Salah satu hakikat kemuliaan manusia adalah kemampuan untuk "mengenal nama nama benda", kemampuan untuk mengembangkan diri dan melakukan eksplorasi hal-hal yang tidak diketahui bahkan oleh malaikat sekalipun. Dan karena kemampuan manusia untuk mengekstraksi ilmulah, sang malaikat pun harus bersujud dengan sportif mengakui keunggulan mahluk baru bernama manusia ini.
Kesalahan terbesar iblis ada pada ketidak sportifannya dalam mengakui keunggulan manusia. Mungkin karena merasa senior dan tercipta dari zat yang dianggap lebih baik dari manusia, iblis dengan sikap "ignorance"nya tidak mau dengan sportif mengakui keunggulan mahluk junior itu (manusia). Dan karena sikap tidak sportif dan tinggi hati dari iblis, maka Allah swt. menjadi sangat murka. Dengan sikap "ignorance" yang merujuk pada sikap tinggi hati yang tidak pada tempatnya, iblis terpaksa harus terjungkal dari tempat paling mulia menjadi mahluk yang paling dilaknat dengan jaminan memasuki tempat yang hina (neraka) secara abadi. Kesenangan sementara yang didapat Iblis adalah dengan menghasut dan menjerumuskan manusia untuk menemaninya terjerembab bersama di neraka. Iblis tidak ridho terjerembab sendiri ia selalu mencari kawan untuk dibujuknya menemani kemalangannya.
Okie.. apa pelajaran yang bisa kita petik dari eksplorasi tadi? Hal pertama yang dapat dimaknai, sebagai ciptaan dari Sang Pencipta kita harus menghindari sikap "sok tau" dan menghindari sikap "ngengkel" dari garis-garis yang telah Allah swt rancang. Kita boleh bertanya dan bersikap kritis, namun kita harus selalu ingat kodrat kita sebagai "hasil rancangan" yang bagaimanapun juga harus tetap berada pada rel yang telah dirancang Allah swt. Sepintar apapun hasil rancangan, bagaimanapun Allah memiliki dimensi pengetahuan yang jelasnya tidak tergapai oleh rasionalitas hasil rancangan.
Hal kedua yang dapat dihikmati adalah, sikap tidak sportif dan kesombongan pada status quo adalah hal utama yang menyebabkan terjungkalnya Iblis dari surga. Walaupun tau manusia lebih unggul dalam satu hal, merasa manusia diciptakan dari zat yang lebih hina, Iblis enggan menyematkan hormat. Dan karena itulah Allah swt. murka. Bagaimana dengan kita? Apabila ada junior kita yang lebih pintar dan potensial dari kita, akankan kita respek atau justru menjerumuskannya? Akankah kita terhina karena ketidak sportifitas kita atau bersikap elegan dan tetap berada di tempat mulia dengan sedikit merendahkan ego kita dan bersikap apresiatif terhadap orang yang memang lebih unggul dari kita? Ignorance (Ke "masa-bodo" an) terhadap keunggulan seseorang dan kesombongan adalah hal utama yang menggelincirkan Iblis. Dan pangkal dari masalah itu sebenarnya ada pada masalah egoisme. Semoga kita terjaga dari sikap yang demikian.
Hal terakhir yang menjadi titik tekan dari keunggulan manusia adalah "kemampuannya untuk mengenal nama nama benda". Sejalan dengan ayat yang menjamin terhormatnya kedudukan orang-orang berilmu, manusia diberi kemampuan untuk melakukan eksplorasi ilmu mandiri sehingga ia mampu dengan dinamik memperbaiki diri. Dengan ilmu itu ia dapat selalu menumbuhkembangkan peradabannya. Oleh karena itu manusia harus selalu giat mengembangkan dan melakukan eksplorasi-eksplorasi ilmu yang bermanfaat. Karena dengan pengetahuannya "mengenal nama nama benda" tersebut bahkan malaikat pun harus bersujud menghormat mahluk yang sejatinya bersal dari sari pati tanah ini.
Maafkan atas segala kesalahan dan keterbatasan dalam melakukan eksplorasi. Tulisan tidak lebih dari berbagi hasil persepsi pribadi. Segala benar datanya hanya dari Allah swt. dan segala kealfaan datangnya berasal dari keterbatasan saya sebagai manusia biasa. Wallahu Alam Bishawab.
Tulisan ini juga dapat dibaca di blog PPMR ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)