Assalamualaikum Wr Wb
Di kala kesibukan dan rutinitas kita yang padat.. Terkadang waktu yang dimiliki untuk kembali ke ide dasar diciptakannya manusia sering dilupakan..
Meskipun terdengar utopis.. Pengertian bahwa manusia diciptakan untuk mendayagunakan hidup dan potensinya untuk melakukan perbaikan dan membantu sesamanya, adalah pengertian yang logis.. Pada akhirnya.. hasil dari ilmu yang didayagunakan untuk sesama akan lebih sejati dan abadi daripada ilmu2x yang digunakan untuk kepentingan fana lainnya..
Kembali ke keberadaan kita sebagai insan pencari ilmu.. atau mungkin sebagai professional/ wiraswasta yang bekerja diatas pengetahuan.. ("knowledge worker") Pertanyaan yang mungkin sering hinggap di relung pikir kita adalah..
"Bagaimana kita mendayagunakan ilmu kita untuk sesama? Untuk perbaikan?"
Tayangan yang ditemukan tak sengaja di sela makan malam ini, kembali membuat saya tertegun sekaligus malu.. Bagaimana seseorang yang rendah hati dan berdedikasi..
dengan ilmu "konkrit" nan bersahajanya yang mungkin tidak se"keren" ilmu kawan2x sekalian bisa membawa perbaikan untuk masyarakatnya..
Beliau memberikan ilmu2x praktisnya dalam mengolah hasil2x pertanian.. Contohnya.. Petani yang mungkin bisa menjual pisang seharga Rp.5000-, dengan pelatihan yang beliau beri.. Petani tadi dapat "menyulap" pisang menjadi keripik dengan harga Rp 50.000-. Beliau benar-benar mendayagunakan ilmunya secara konkrit sehingga masyarakat merasakan manfaatnya..
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/03/01/4835/230/Sahabat-Para-Petani
Dengan segala keterbatasannya dan kebersahajaannya beliau menjawab teknokrat2x necis yang justru menggunakan argumentasi2xnya untuk meng-acc kebijakan2x yang membunuh masyarakatnya sendiri..
misal: ACFTA, issue penjualan 3 Industri primer nasional (Krakatau steel, Garuda Indonesia dan Perkebunan Nasional) (semoga tidak benar2x terjadi.. )
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/02/23/100286/Privatisasi-BUMN-Tahun-Ini-tetap-Berjalan
Semoga kita selalu dapat menyadari bahwa, boleh kita pintar, boleh kita "survive", boleh kita menjadi kaya raya dengan keahlian kita.. Tetapi selama sekeliling kita, teman2x kita, rakyat kita kesusahan.. maka si kaya tidak akan pernah tenang dengan kemakmurannya dan mungkin justru akan terasa terpenjara karena konsekuensi logis dari kesenjangan sosial yang kian menajam..
Bagaimanapun teknokrat dan cendekia tidak bisa terlepas dari pemikiran akan sosial budaya lingkungannya.. Karena, sebagai mana semua tau, hanya dengan kesejahteraan kolektiflah si kaya akan merasa nyaman (karena dia bersumbangsih untuk masyarakat) dan si miskin merasa nyaman (karena tidak merasa dibodohi golongan diatasnya). Karena kesejahteraan kapitalis dan individualis yang mengutilisasi masyarakat demi kepentingan segelintir orang berkonsekuensi pada kesenjangan sosial akut.. dan kesenjangan sosial hanya akan melahirkan keresahan dan menghancurkan rasa keamanan.. semua orang tau itu..
Dan dalam kesenjangan itu masyarakat (bukannya) tidak bisa apa-apa.. tapi mereka begitu (atau mungkin terpaksa) sabar menahan apa yang mereka masih bisa tahan.. Walaupun bukan contoh yang "apple to apple" seyogyanya kita tidak melupakan kejadian revolusi prancis dimana rakyat yang sudah tidak tahan lagi, bukannya tidak mungkin menunjukkan tajinya.. sejarah berulang.. hanya aktor dan kemasannya saja yang tampaknya berbeda.. inti utama scenario perulangannya tetap sama..
"Eniwei", jadi ngelantur kesana sini hehehe...
Hanya berbagi pemikiran.. karena saya yakin akan fenomena beresonansinya benda2x yang berfrekuensi pribadi yang sama.. Dan saya yakin pemikiran saya juga merupakan pemikiran usang teman-teman yang sudah lama mengiang-ngiang di kepala teman2x..
Sekedar berbagi..
Selamat bekerja keras kembali.. dan Merdekalah Indonesiaku..
Wassalamualaikum Wr Wb
Meditya Wasesa
Seorang Teman..
No comments:
Post a Comment