Monday, August 27, 2012

5 Abstraction Levels for Analyzing Organizations

Citing Bakos (1987, p22), "Organizations can be viewed at different levels of analysis ... :
  • an individual performing a task.
  • a work group including many individuals.
  • an organization consisting of several groups.
  • an industry with a number of firms.
  • the entire economy, or society as a whole. " 
community by russel, openclipart.org

Reference:
Bakos, J. Y. (1987).  Interorganizational Information Systems: Strategic Opportunities for Competition and Cooperation.  PhD Thesis.  Massachusetts Institute of Technology.

Friday, August 10, 2012

Tentang Waktu Lailatur Qadar - Cuplikan Hadist



✔ “Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari 10 hari. terakhir (bulan Ramadhan)”. (HR Bukhari no. 1878)


✔ ‘Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya”. [HR. Muslim no. 1175]

✔ Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya beberapa orang lelaki dari para sahabat Nabi s.a.w. diberitahu dalam impian mengenai tibanya lailatul qadar yaitu dalam tujuh yang terakhir -yang dimaksudkan ialah antara malam ke 22 sampai malam ke 28-. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: “Saya melihat impian-impianmu semua itu cocok yaitu pada tujuh yang terakhir. Maka barangsiapa hendak mencari lailatul qadar itu, hendaklah mencarinya pada tujuh yg terakhir itu juga”. (Muttafaq ‘alaih)


✔ “Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yg turun pd saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)

✔ ‘Aisyah mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi saw memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’ ), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya”. [HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174.]


n/b dikutip dari halaman fb KH. Abdullah Gymnasiar.

Thursday, August 9, 2012

Nice Thesis -> Amazon and Wal-Mart's Supply Chain Practice

If you are looking for a good detailed reference on how big retail industries are executing their supply chain, this MIT master thesis doc (2005) may shed a light.  Colby Ronald Chiles and Marguarette Thi Dau have written quite an elaborate case study on how Amazon and Wal-Mart arrange their logistics.  You can download the document via the following link

openclipart.org / montacarichi
Have fun then :)

Thursday, August 2, 2012

Tauhid, Tiada yg patut dikhawatirkan selain Dia


Sekedar berbagi sebuah renungan pribadi yang diinspirasi nasihat beberapa tutor yang saya percaya.  Beliau menerangkan bahwa ciri dari orang yang benar-benar beriman adalah kemantapan dan ketenangan hati.  Mengutip ayat suci berikut ini:

Tidak!   Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah,  dan berbuat baik,  dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan   tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Baqarah 112)



Orang yang benar-benar yakin pada kekuasaan Sang Khalik jauhnya hatinya dari rasa gelisah, khawatir, dan takut dari segala apapun selain dari takut pada Yang Maha Kuasa saja.  Mengutip ayat suci yang berkaitan dengan Tauhid berikut ini:

Bukankah cukup Allah untuk melindungi hamba-hambaNya?   Mereka menakuti-nakutimu dengan sembahan yang selain Allah.   Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorangpun yang dapat memberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar 36) 

Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya.   Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab? (QS. Az-Zumar 37) 

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah".   Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah,   jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu,   atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?.   Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku".   Kepada-Nyalah orang-orang yang bertawakkal berserah diri. (QS. Az-Zumar 38) 

Katakanlah (hai Muhammad):   "Hai kaumku!   Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja [pula],   maka kelak kamu akan mengetahui, … (QS. Az-Zumar 39) 

… siapa yang mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azab yang kekal". (QS. Az-Zumar 40) 

Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka [petunjuk itu] untuk dirinya sendiri,   dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat [kerugian] dirinya sendiri   dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (QS. Az-Zumar 41) 

Allah memegang jiwa [orang] ketika matinya dan [memegang] jiwa [orang] yang belum mati di waktu tidurnya;   maka Dia tahan jiwa [orang] yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.   Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az-Zumar 42) 

Bahkan mereka (tetap) mengambil penolong selain Allah.   Katakanlah: "Dan apakah [kamu mengambilnya juga] meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?" (QS. Az-Zumar 43) 

Katakanlah: "Pertolongan itu hanyalah milik Allah semuanya.   Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi.   Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan". (QS. Az-Zumar 44) 


Sudahkah diri ber-Tuhan hanya kepada Tuhan?  Atau adakah terselip pemrioritasan yang terkadang lebih ditinggikan (seperti karir, pendidikan, pergaulan, dll) diatas bakti tauhid.   Hanya diri sendiri yang dapat menjawabnya.  Seberapa tenang dan pasrah diri menghadapi hidup?  Seberapa berani kita menghadapi apapun karena keyakinan bahwa segala jalanan hidup (yang dianggap) baik maupun buruk hanya akan terjadi dengan seizin-Nya?  Masihkan kita lebih takut terhadap hal hal lain (seperti anggapan manusia, prospek bisnis, dll) daripada lebih takut untuk tidak konsisten dalam kokoh dalam keyakinan tauhid?   Sungguh perkara yang sangat berat untuk benar-benar dijalani, tidak seringan mewacanakan dan sekedar menulis blog ini.  

Semoga Sang Khalik tiada pernah lepas membimbing diri kita.

Segala kebenaran datang dari Dia yang Maha Pengasih dan Penyayang.  Segala kesalahan bersumber dari penulis blog ini.  Wallahualam Bissawab.