Wednesday, December 28, 2011

The Cheapest and the Most Expensive Export Destinations



To get an impression about the cost magnitude in exporting a container to different countries, we can browse the survey site provided by the world bank (this URL). Based on the 2010 data, the 5 cheapest export destination countries are Singapore (450 USD), Malaysia (456 USD), China (500 USD), United Arab Emirates (521 USD), and Finland (540 USD) and the 5 (6 actually) most expensive export destinations are Chad (5902 USD), Central African Republic (5491 USD), Republic of Congo (3818 USD), Iraq (3550 USD), and Afghanistan & Nigeria (3545 USD). In addition, exporting a (20 TEU) container to my homeland (Indonesia) will cost you (approximately) 644 USD, exporting a container to US will cost you 1050 USD, to Holland 895 USD.  

taken from openclipart.org

Mmm.. Oyeah.. to get some practical (in complementary with the academic one :p) knowledge about the exporting formalities and commons, the website from the US  http://export.gov/index.asp can be considered as a good starter. Okie.. have fun then.. ;)


Sunday, December 25, 2011

International Trade Incoterms



When one tries to understand the global logistics processes, she has also to be familiar with the ICC (International Chamber of Commerce)'s incoterms condition. For a brief understanding, we can find sufficient information from the wikipedia (the English page is more up to date, but the Dutch page has a nice descriptive picture). "Incoterms (International Commercial terms), a series of three-letter trade terms related to common sales practices, the Incoterms rules are intended primarily to clearly communicate the tasks, costs and risks associated with the transportation and delivery of goods (wikipedia)"


 Incoterms (wikipedia.nl) 


Have a nice holiday then.. :)


Thursday, December 22, 2011

Tetralogi Pulau Buru - Pramoedya Ananta Toer



Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca 


Ngeganjel di kepala, pengen nge-"upload" foto mahakaryanya Mbah Pram hehehe.. Iseng ah sekali-sekali.. :p


Monday, December 19, 2011

Netlogo - Example Models URLs



Its always good to spend some time observing what people has been doing and the way they have transformed their idea into simulation implementation. Below are some of the websites (not exhaustive) that I refer to in finding Netlogo implementation examples. Maybe, you'll find this list useful also.


Jose Vidal’s Site (He is one of the most active netlogo's promoter, I find his blog extremely valuable also. )

Netlogo Model from the "Artificial Intelligence" book written by W. J. Teahan

Netlogo Model from the "Complex Adaptive Systems" book written by Scott E. Page and John Miller.

The University of Quenslaand

INSISOC (Social Systems Engineering Centre)

David McAvity’s Site

ADA’s Page

DisCSP - DIstributed COnstraint Satisfaction Problems (Many of the models are Jose Vidal's)



Hopefully I can find more interesting sites. Have fun then ;)

Sunday, December 18, 2011

Detik Detik yang Menentukan (bagi) BJ Habibie



Kali ini saya akan coba berbagi mengenai persepsi yang didapat selepas membaca buku karangan BJ Habibie: "Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi". Sebenarnya buku ini sudah saya miliki sejak empat tahun lalu, namun baru kali ini saya berkesempatan untuk menyelesaikannya. Sebagai artifak (yang mungkin ditujukan sebagai bukti) sejarah, gaya bahasa formil pada buku ini menguji "kesungguhan" (kejenuhan :p) pembaca untuk menyelesaikan isinya.

Sebagai anak emas mantan presiden RI-2 Soeharto yang dipercaya sebagai menteri riset dan teknologi selama dua puluh tahun dan akhirnya sebagai wakil presiden, BJ Habibie pada akhirnya menggantikan gurunya sebagai presiden RI-3. Masa pergolakan negeri tahun 1998 yang ditandai dengan krisis multidimensi, hiperinflasi, anarkisme, dan berbagai ketidakpastian sosial politik dan ekonomi yang memaksa keruntuhan dinasti Soeharto itu harus dijawab dengan berbagai langkah-langkah perbaikan yang kongkrit dan terarah. Dalam buku ini Habibie menerangkan berbagai "artifak-artifak" kebijakan yang ia konkritkan dalam mempersiapkan kehidupan berbangsa yang madani. Dalam buku ini, Habibie mendeskripsikan berbagai pertimbangan dan prosesi pegambilan kebijakan penting yang mengubah kehidupan bangsa Indonesia dari tradisi-tradisi sebelumnya seperti penghapusan hukum subversi, pembebasan tahanan politik, penjaminan kebebasan pers, desakralisasi institusi presiden, penyelesaian masalah Timor Timur, sistem pemilihan umum langsung, otonomi daerah, hingga proses revitalisasi ekonomi pra krisis moneter 1998, (contoh, penyehatan Bank-Bank bermasalah,pendirian Bank Mandiri, independensi Bank Indonesia, dll.).


Sangat menarik untuk membaca tulisan yang langsung ditulis oleh "si" pelaku sejarah langsung. Setidaknya kita mendapatkan gambaran tentang persepsinya tentang kondisi saat itu, jalan fikiran dan metodologi penyelesaian masalah yang ia terapkan, pengaruh-pengaruh pemikiran yang ia percaya dalam memilih kebijakan, dan berbagai dinamika kehidupan (tekanan-tekanan) yang ia alami. Sebuah artifak sejarah yang ditulis langsung oleh pelaku sejarah tentunya sangat berharga. Terlepas dari menarik/tidaknya gaya penulisannya, tentunya artifak langsung mengandung lebih sedikit bias bila dibandingkan dengan cerita dari sudut pandang orang ketiga keempat dan selanjutnya, yang bisa saja menarasikan sesuatu dengan persepsi yang jauh berbeda dari apa yang dimaksudkan si pelakunya.

Dengan membaca buku ini, jelaslah bahwa Habibie-lah arsitek dari semua perangkat pendukung desentralisasi/demokratisasi di Indonesia. Satu hal lain, Dia juga yang bertanggung jawab atas pemulihan perekonomian pasca krisis 98. Dalam buku ini ia juga mendeskripsikan pergolakan perpolitikan yang sedemikian panas dan dinamiknya pada masa itu..

Tanpa menjadi politis, buku ini menyimpan informasi yang sangat penting bagi siapapun yang tertarik mempelajari masa reformasi 98, tuntutan zaman, dan implikasinya dalam bentuk kebijakan yang dikonkritkan Habibie. Terimakasih Pak Habibie atas buku yang telah ditulis.